WELCOME

Kamis, 09 Februari 2012

MANFAATKAN SAMPAH DI LINGKUNGAN KITA



Dalam kehidupan, manusia tidak dapat dilepaskan dari sampah. Setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah yang semakin hari semakin banyak jumlahnya. Sampah di perkotaan telah menjadi masalah yang cukup rumit sehingga kadang sulit untuk mengatasinya.

Sampah adalah sisa-sisa barang atau benda yang sudah tak terpakai yang akhirnya dibuang. Sampah di negara kita begitu berlimpah sehingga timbul masalah dalam pembuangannya. Dulu pernah ada kota yang menghadapi persoalan mengenai sampah sampai-sampai di tiap sudut kota ditemukan sampah yang berserakan dan menggunung yang membuat kita terkejut dengan banyaknya sampah yang ada. Sehingga kota tersebut sempat dijuluki kota sampah. Hal itu terjadi akibat terbatasnya tempat untuk pembuangan sampah dan tidak adanya alternatif lain untuk memanfaatkan sampah yang ada. Sampah yang bertumpuk menimbulkan bau tak sedap dan penyakit menular yang berbahaya bagi manusia. Sedangkan di lain tempat banyak orang yang membuang sampah sembarangan ke selokan atau sungai yang akhirnya menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir. 

Sampah dapat digolongkan ke dalam 2 jenis yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang dapat diolah sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang dapat didaur ulang. Sampah organik dapat diolah menjadi pupuk atau sumber energi. Sebagian besar sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga adalah sampah organik (sampah basah) contohnya sampah dari dapur, sisa sayuran, kulit buah dan daun. Sedangkan sampah anorganik contohnya botol kaca, botol plastik, kaleng, dan kertas.

Peningkatan jumlah penduduk yang begitu pesat dan gaya hidup masyarakatnya berpengaruh besar pada volume sampah yang dihasilkan. Bila hal ini tidak cepat ditangani akan semakin komplek masalah yang ditimbulkan akibat sampah. Jadi sampah perlu penanganan semua pihak bukan hanya oleh pemerintah saja tetapi kita ikut aktif bertindak terhadap masalah tersebut. Paling tidak kita dapat memanfaatkan sampah dari hasil rumah tangga kita sendiri.

Cara yang dapat dilakukan adalah sebelum membuang sampah pilahlah terlebih dahulu sampah organik dan sampah anorganik. Pemanfaatan sampah organik adalah dengan cara mengumpulkan sampah organik kemudian diolah dengan cara pengomposan. Upaya pengolahan ini akan menghasilkan pupuk sebagai penyubur tanah dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme, seperti bakteri, jamur, serangga dan cacing. Bila kita mempunyai lahan/pekarangan yang cukup luas sampah organik dapat dikubur di lahan kosong/pekarangan rumah. Tetapi bila lahan kita terbatas, masukkan sampah sisa rumah tangga berupa sisa sayuran atau daun-daun ke dalam kotak. Kotak ini dapat kita buat demgam ukuran 60x60x20 cm3. Kemudian isi kotak dengan daun, sisa sayuran lalu masukkan beberapa ekor cacing tanah/merah lalu masukkan pula dua genggam tanah. Lakukan hal tersebut setiap hari, sehingga lama kelamaan sampah tersebut berubah menjadi kompos yang dapat digunakan untuk menyuburkan tanaman kita. 

Pemanfaatan sampah organik yang lain adalah sampah organik dicampur dengan air kemudian dimasukkan ke dalam tempat yang kedap udara dan dibiarkan selama lebih kurang dua minggu sehingga menghasilkan biogas. Biogas ini dapat dimanfaatkan untuk memasak yang tingkat polusinya relatif kecil.

Sampah anorganik berupa kaleng bekas dapat dimanfaatkan lagi misalnya untuk pot tanaman, atau diberikan kepada pengumpul barang bekas untuk diolah lagi di pabrik/industri daur ulang begitu pula botol bekas minuman. Untuk sampah kertas/koran dapat diproses menjadi kertas daur ulang. Hancurkan kertas bersama air dengan alat blender kemudian disaring lalu letakkan pada tempat cetakan untuk selanjutnya dikeringkan. Produk kertas ini dapat digunakan untuk berbagai kerajinan tangan (handycraft)

Bila kita aktif melakukan pemanfaatan sampah, sedikit banyak akan berdampak pada lingkungan kita dan yang terpenting kita telah ikut melakukan penghematan baik itu penghematan uang atau penghematan energi.


Rabu, 08 Februari 2012

Desa Siaga, Jembatan Menuju Indonesia Sehat 2015

Kesehatan adalah impian semua penduduk di muka bumi ini, tak terkecuali Indonesia. Indonesia bahkan telah dua kali mencanangkan program Indonesia Sehat. Yang pertama pada 2010, dimana indicator untuk menuju kearah Indonesia sehat masih belum terpenuhi dan kemudian diperbaharui menjadi Indonesia Sehat 2015.
Ada lima puluh indicator yang terangkum dalam beberapa garis besar diantaranya penurunan angka kematian, penurunan angka kesakitan, peningkatan status gizi, perbaikan sanitasi dasar, perilaku hidup bersih dan sehat, penyebaran tenaga kesehatan yang mencakup aksesabilitas pelayanan kesehatan. Untuk memenuhi inidikator-indikator tersebut tentunya Kementrian Kesehatan telah menyusun berbagai staregi. Termasuk salah satunya Desa Siaga.
Desa siaga adalah kondisi dimana suatu desa dianggap mampu dan mau untuk mengetahui dan mengatasi permasalah kesehatan di wilayahnya sehingga diharapkan kondisi-kondisi kesehatan yang ada dapat tertanggulangi. Logikanya, jika unit terkecil dalam pemerintahan dapat berdaya dan mandiri secara kesehatan otomatis bagian yang lebih besar dari unit tersebutpun akan mandiri dan berdaya. Dalam pelaksanaannya, pemerintah desa bekerjasama dengan lintas sector dan lintas program yang ada di wilayah kecamatan tersebut. Unit Pelayanan Terpadu tersebut hanya berfungsi sebagai fasilitator, pelaksanaanya sepenuhnya tergantung dari pemerintahan desa.
Dengan desa siaga, diharapkan kesadaran masyarakat dapat terbangun. Masyarakat mampu menyadari bahwa pencegahan jauh lebih murah dibandingkan pengobatan. Basis dari kegiatan Desa Siaga adalah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.
Tentulah ini tidak mudah. Membangun kesadaran masyarakat dan lalu membuat mereka berdaya dan akhirnya mandiri tentunya butuh proses yang tidak sebentar dan dana yang tidak sedikit. Bayangkan berapa ratus juta atau bahkan berapa milyar dana APBN dan APBD yang harus dikeluarkan untuk membiayai tenaga kesehatan, kader kesehatan dan aparatur desa pelatihan Desa Siaga. Hal tersebut tentulah akan terbayar tunai jika Desa Siaga dapat dilaksanakan secara optimal, maka  Indonesia Sehat 2015 bukanlah keniscayaan.
Permasalahan yang sering timbul adalah ketika kesadaran tersebut belum atau tidak terbangun. Sebagian pemerintah desa atau kecamatan masih menganggap Desa Siaga adalah program sakempyangan sekedar untuk meningkatkan ADD. Mereka merasa cukup sampai dengan terbentuknya Forum Kesehatan Desa, memiliki Poskesdes serta memiliki plang pemberitahuan bahwa disini telah berdiri Desa Siaga. Miris memang mengetahui konsidi tersebut
Desa Siaga sejatinya adalah program yang begitu indah. Program ini selain membuat kita pintar dan berdaya dia juga membangun kembali nilai-nilai gotong royong yang telah lama terhempas bersama raibnya pelajaran PMP. Di dalam Desa Siaga ada system asuransi kesehatan yang diatnggung bersama dengan tajuk dana sehat. Setiap penduduk di desa tersebut mengumpulkan iuran yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan ekonomi mereka. Dikelola oleh FKD (Forum Kesehatan Desa) untuk pembiayayan kesehatan termasuk membantu meringkan beban tetangga kita yang terkena musibah. Uang dari dana sehat tidak hanya untuk pembiayaan kesehatan, tapi juga dapat untuk modal UKM yang diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa tersebut.
Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi seluruh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya untuk mencapai tujuan diselenggarakan dalam bentuk pembangunan kesehatan yang berkesinambungan oleh pemerintah bersama masyarakat dan swasta. “Kesehatan, pendidikan dan ekonomi merupakan tiga serangkai yang sangat mempengaruhi kualitas sumberdaya manusia. Sedangkan, sumberdaya manusia yang sehat dan berkualitas merupakan modal utama atau investasi dalam pembangunan nasional”, hal inilah yang disampaikan Menteri Kesehatan.
Menkes menambahkan bahwa pembangunan kesehatan di Indonesia harus mengikutsertakan seluruh komponen masyarakat, termasuk organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat dan swasta, tidak hanya oleh pemerintah saja. Meningkatkan pembangunan kesehatan dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, diwujudkan dalam “Desa Siaga”.
Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat desa yang sadar, tahu, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai permasalahan sosial di wilayahnya, terutama ancaman terhadap kesehatan dirinya sendiri dan lingkungannya, seperti kurang gizi, penyakit menular, kejadian bencana, kecelakaan, dan lain sebagainya, dengan memanfaatkan potensi yang mereka miliki secara gotong royong menuju Desa Sehat. Kegiatan masyarakat di Desa Siaga digerakkan dengan mengembangkan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM).
Pendekatan yang digunakan dalam membangun Desa Siaga dilakukan dengan pendekatan edukatif yang disesuaikan dengan kebutuhan, potensi serta perkembangan wilayahnya. Cara pendekatan ini dapat dilakukan dengan menggerakan dan mengorganisasikan upaya masyarakat atau organize community effort yang telah ada di desa tersebut. Oleh Karena itu, titik awal untuk membentuk suatu Desa Siaga adalah dengan mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Poskesdas merupakan salah satu wujud upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) diharapkan mampu melaksanakan alih informasi dan alih teknologi serta alih kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Sehingga keberadaan Poskesdas bukan hanya sebagai suatu pelayanan kesehatan dasar, tetapi lebih merupakan forum interaksi antara masyarakat dengan tenaga kesehatan yang dijembatani oleh kader. Untuk itu inti dari kegiatan Poskesdas terletak pada kemampuan para kader Desa Siaga dalam melaksanakan tugasnya sebagai motivator dan inovator dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Empat Elemen Utama Kegiatan Desa Siaga

Desa Siaga adalah konsep yang secara formal diperkenalkan oleh Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan kesiagaan penduduk desa dalam rangka mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk kejadian wabah (KLB). Menurut SK Menkes No. 564/SK/ VIII/ 2006, elemen utama Desa Siaga sbb :
  1. Pendirian Poskesdes
  2. Penempatan tenaga professional minimal Bidan,
  3. Pemberdayaan masyarakat dengan melatih kader Desa Siaga.
  4. Peran serta masyarakat dilaksanakan melaui kegiatan SMD dan MMD (participative planning and implementation).Melalui mekanisme ini masyarakat akan melakukan identifikasi masalah kesehatan sekaligus merencanakan dan melaksanakan intervensi yang akan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Terikat pada ciri sosial dan budaya suatu masyarakat, yang di Indonesia sangat besar variasinya antara daerah, bahkan tidak jarang antara desa bertetanggapun ciri sosial budaya tersebut juga berbeda. Keadaan ini menyebabkan kebijakan atau model pembangunan yang seragam untuk semua daerah tidak cocok untuk upaya pemberdayaan masyarakat. Agar model pemberdayaan tersebut dapat diterima dan berkelanjutan, pengembangannya memerlukan peran serta masyarakat dalam sebuah proses yang bersifat ”bottom up”. Dalam pengembangan model peran serta tersebut perlu dipertimbangkan kepercayaan, struktur sosial, kekuatan, kelemahan, peluang dan hambatan yang ada di masyarakat.


PEDOMAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA

TUJUAN :
  • Terwujudnya masyarakat sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan

SASARAN :
  1. Semua Individu dan keluarga di desa setempat
  2. Pihak2 yang mempunyai pengaruh (toma, toga, tokoh perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan)
  3. Pihak2 yang diharapkan memberi dukungan kebijakan,peraturan perundang-undangan,dana,tenaga,sarana.(kepala desa, Camat,pejabat terkait,swasta para donatur dan pemangku kepentingan lainnya)

KRITERIA :
  • Desa telah menjadi desa siaga bila memiliki Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

PENGERTIAN POSKESDES
  • Poskesdes adalah UKBM yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi masy desa.
  • Pelayanannya meliputi upaya promotif, preventif, dan kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (perawat/ bidan)dibantu kader

KEGIATAN POSKESDES
  1. Pengamatan epidemologis sederhana
  2. Penanggulangan penyakit menular, dan penyakit KLB
  3. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan
  4. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya
  5. Kegiatan lain : promosi kesehatan untuk Kadarzi, PHBS, penyehatan lingkungan dll.

SUMBERDAYA POSKESDES
  1. Tenaga kesehatan (minimal bidan, idealnya: perawat, bidan dan petugas gizi))
  2. 2 (dua) orang kader/bagas

LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN DESA SIAGA
PERSIAPAN

  1. Penyelenggaraan pelatihan nakes
  2. Penyelenggaraan pelatihan kader

PELAKSANAAN
  1. Penyediaan dana dan dukungan sumber daya lain
  2. Penyiapan PKM & RS dlm rangka penanggulangan bencana & kegawatdaruratan kesehatan
  3. Pengembangan dan Pembinaan Desa Siaga

PENDEKATAN PENGEMBANGAN DESA SIAGA
Langkah2 pokok yang perlu ditempuh :
  1. Pengembangan Tim Petugas
  2. Pengembangan Tim di Masyarakat
  3. Survei mawas Diri (SMD)
  4. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

PELAKSANAAN KEGIATAN
  1. Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga
  2. Orientasi / Pelatihan Kader Desa Siaga
  3. Pengembangan Poskesdes dan UKBM lain
  4. Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga

PEMBINAAN
 DAN  PENINGKATAN
  1. Pembinaan jejaring lintas sektor, khususnya dengan program2 pembangunan yang bersasaran desa
  2. Pembinaan perlu dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar tidak drop-out.(dibantu memperoleh pendapatan tambahan, misalnya pemberian gaji insentif atau difasilitasi untuk berwirausaha).

PERAN JAJARAN KESEHATAN DAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERKAIT
Puskesmas:
  1. Yankesdas & PONED
  2. Mengembangkan komitmen & Kerjasama TimTk. Kec. dan desa
  3. Memfasilitasi pengembangan Desa siaga & Poskesdes
  4. Monev dan Pembinaan desa siaga

Rumah Sakit:
  1. Menyelenggarakan pelayanan rujukan & PONEK
  2. Melaksanakan bimbingan teknis medis
  3. Menyelenggarakan Promosi Kesehatan dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan penanggulangn kedaruratan dan bencana

Dinas Kesehatan Kab/Kota:
  1. Mengembangkan komitmen & kerjasama tim di Tk. Kab/Kota
  2. Merevitalisasi PKM
  3. Merevitalisasi RS
  4. Merekrut / Menyediakan calon fasilitator
  5. Menyelenggarakan pelatihan bagi petugas kesehatan & kader
  6. Melakukan advokasi ke berbagai pihak
  7. Menyediakan anggaran dan sumber daya lain

Dinas Kesehatan Provinsi
  1. Mengembangkan komitmen & kerjasama tim di tingkat. Provinsi
  2. Membantu Dinkes Kab/kota melalui pelatihan2 manajemen, teknis, dll.
  3. Membantu Dinkes Kab/kota mengembangkan kemampuan PKM dan RS di bidang konseling
  4. Menyelenggarakan pelatihan fasilitator
  5. Melakukan advokasi ke berbagai pihak tingkat. Provinsi
  6. Bersama Dinkes Kab/Kota melakukan pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis terhadap desi.
  7. Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi kelestarian desi
  8. Kementrian Kesehatan
  9. Menyusun konsep dan pedoman pengembangan desa siaga,mensosialisasikan & mengadvokasi
  10. Memfasilitasi Dinkes, PKM, RS serta Posy dan UKBM lainnya.
  11. Memfasilitasi pembangunan Poskesdes dan pengembangan desa siaga
  12. Memfasilitasi pengembangan sistem surveilans, sistem informasi / pelaporan dan spenaggulkangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.
  13. Menyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT)
  14. Menyediakan dan dan dukungan sumber daya lain
  15. Menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi.

Peran Pemangku Kepentingan Terkait

Pejabat Pemerintah Daerah
  1. Memberi dukungan kebijakan, sarana dan dana
  2. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk pelayanan Poskesdes/PKM/pustu/UKBM lain
  3. Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan desa siaga  & UKBM yang ada
  4. Melakukan Pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Desa siaga secara teratur dan lestari

Tim Penggerak PKK
  1. Berperan aktif dalam pengembangan dan penyelenggaraan UKBM di Desa Siaga (posyandu,dll)
  2. Menggerakkan masyarakat utk mengelola, menyelenggarakan dan memanfaatkan UKBM yang ada.
  3. Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan dalam rangka menciptakan kadarzi dan PHBS

Tokoh Masyarakat
  1. Menggali sumber daya utk kelangsungan penyelenggaraan desa siaga
  2. Menaungi dan membina kegiatan desa siaga
  3. Menggerakkan masyarakat  utk berperan aktif

Organisasi Kemasyarakatan/LSM/Dunia Usaha/Swasta
  1. Berperan aktif dalam penyelenggaraan desa siaga
  2. Memberikan dukungan sarana dan dana utk pengembangan dan penyelenggaraan desa siaga

INDIKATOR KEBERHASILAN
INPUT:
  1. Ada Tidaknya Forum Desa
  2. Ada Tidaknya Poskesdes dan sarana bangunan serta perlengkapannya
  3. Ada tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat
  4. Ada tidaknya nakes (minimal bidan)

PROSES:
  1. Frekuensi Pertemuan forum desa
  2. Berfungsi tidaknya poskesdes
  3. Berfungsi tidaknya UKBM yang ada
  4. Berfungsi tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan Penanggulangan bencana

OUTPUT:
  1. Cakupan yankesdas Poskesdes
  2. Cakupan pelayanan UKBM lainnya
  3. Jumlah kasus Kegawatdaruratan dan KLB
  4. Cakupan RT yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS

OUTCOME:
  1. Jumlah Penduduk yang sakit
  2. Jumlah Penduduk yang menderita gangguan Jiwa
  3. Jumlah Ibu melahirkan yang meninggal
  4. Jumlah bayi dan balita yang meninggal
  5. Jumlah balita Gizi buruk

Menkes mengajak untuk turut mensukseskan pengembangan Desa Siaga di wilayah Indonesia, dengan memberdayakan diri sendiri untuk selalu berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat, diikuti dengan tindakan nyata yang dapat dijadikan budaya hidup sehari-hari sekaligus sebagai tauladan bagi masyarakat lainnya. Serta mengajak para pemangku kepentingan atau stakeholders terkait di jajaran pemerintahan untuk dapat bekerjasama memperkuat jejaring dengan Desa Siaga, sehingga dapat segera mewujudkan