Ekonomi Kreatif memacu
pertumbuhan ekonomi di Kota Madiun
Mungkin kita semua
masih ingat, ada yang menarik dari debat Capres tahun 2014 yang lalu, waktu itu
dalam debat capres Jokowi ingin mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Ya,
ekonomi kreatif termasuk dalam pokok visi misi pasangan Jokowi_Jusuf kalla
untuk menarik simpatik masyarakat. Ekonomi kreatif menyimpan potensi yang besar
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain menciptakan lapangan kerja,
ekonomi kreatif juga mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional melalui
karya-karya pelaku industri ekonomi kreatif di berbagai subsektor.
Seperti halnya yang
dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Ngegong Kota Madiun, berbagai pelatihan dan
usaha telah diupayakan untuk meningkatkan ekonomi kreatif untuk menunjang
pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Madiun, khususnya Kelurahan Ngegong.
Beberapa Kegiatan Ekonomi Kreatif yang ada di Kelurahan Ngegong antara lain :
1.
Home Industri batik
Batik
adalah salah satu warisan budaya bangsa yang sampai saat ini masih sangat
diminati oleh masyarakat kita. Hampir setiap daerah memiliki industri batik
tang memiliki ciri khas yang mencerminkan daerah masing-masing, begitu juga
halnya dengan kota Madiun. Batik Segar Harum merupakan ciri khas batik yang
menjadi salah satu ikon kota Madiun. Di Kelurahan Ngegong sendiri terdapat home
industri batik yang dikelola oleh Bpk. Suyitno. Berbagai macam kreasi motif
batik yang telah dihasilkan. Karyanya bukan hanya dipasarkan di Kota Madiun
saja tetapi juga dikota-kota lain melalui pameran-pameran industri melalui
Disperindagkoppar Kota Madiun.
2.
Sentra Industri Krupuk Kuda Lumping
Siapa
yang tak kenal krupuk, krupuk salah satu makanan kegemaran masyarakat
Indonesia, apalagi masyarakat Kota Madiun yang terkenal dengan industri sambal
pecel. Krupuk dan sambal pecel, hmm... mendengar namanya saja sudah membuat
lidah kita bergoyang. Di Kelurahan Ngegong juga terdapat home industri krupuk
kuda lumping. Krupuk Kuda Lumping Bodronoyo namanya. Krupuk ini diproduksi oleh
ibu Sukati, seorang wanita lansia dibantu oleh putrinya mengelola usaha
tersebut.
3.
Pemanfaatan Tanah Pekarangan
Pemanfaatan pekarangan dengan
tanaman produktif seperti tanaman holtikultura ( tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, dan
tanaman hias ), obat-obatan, rempah-rempah dan lainnya juga akan memberikan
keuntungan yang bersifat ganda, baik dari segi keamanan pangan ( aman dari zat
pencemar ), menopang ekonomi keluarga maupun keuntungan dari segi estetika (
keindahan lingkungan ).
Hal
inilah yang dilakukan oleh ibu Yatini Suyatno dirumahnya. Karena kesadarannya
akan pentingnya intensifikasi pekarangan, maka ibu Yatini berusaha memanfaatkan
tanah pekarangan dan juga lahan kosong yang dimilikinya untuk kegiatan budidaya
pertanian.
Di
lahan kosong yang beliau miliki, Ibu Jatini bisa meanam berbagai tanaman sayur,
tanaman hias, dan tanaman buah-buahan. Dengan pengaturan efektif dapat kita
lihat tanaman buah antara lain pisang dan belimbing. Sedangkan tanaman sayur
yang ada adalah tomat, cabai, kemangi
dll. Benar-benar diharapkan bisa bermanfaat setiap jengkal pekarangan yang ada.