WELCOME

Selasa, 12 April 2016

Ekonomi Kreatif



Ekonomi Kreatif memacu pertumbuhan ekonomi di Kota Madiun
Mungkin kita semua masih ingat, ada yang menarik dari debat Capres tahun 2014 yang lalu, waktu itu dalam debat capres Jokowi ingin mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Ya, ekonomi kreatif termasuk dalam pokok visi misi pasangan Jokowi_Jusuf kalla untuk menarik simpatik masyarakat. Ekonomi kreatif menyimpan potensi yang besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain menciptakan lapangan kerja, ekonomi kreatif juga mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional melalui karya-karya pelaku industri ekonomi kreatif di berbagai subsektor.
Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Ngegong Kota Madiun, berbagai pelatihan dan usaha telah diupayakan untuk meningkatkan ekonomi kreatif untuk menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Madiun, khususnya Kelurahan Ngegong. Beberapa Kegiatan Ekonomi Kreatif yang ada di Kelurahan Ngegong antara lain        :
1.      Home Industri batik
Batik adalah salah satu warisan budaya bangsa yang sampai saat ini masih sangat diminati oleh masyarakat kita. Hampir setiap daerah memiliki industri batik tang memiliki ciri khas yang mencerminkan daerah masing-masing, begitu juga halnya dengan kota Madiun. Batik Segar Harum merupakan ciri khas batik yang menjadi salah satu ikon kota Madiun. Di Kelurahan Ngegong sendiri terdapat home industri batik yang dikelola oleh Bpk. Suyitno. Berbagai macam kreasi motif batik yang telah dihasilkan. Karyanya bukan hanya dipasarkan di Kota Madiun saja tetapi juga dikota-kota lain melalui pameran-pameran industri melalui Disperindagkoppar Kota Madiun.





2.      Sentra Industri Krupuk Kuda Lumping
Siapa yang tak kenal krupuk, krupuk salah satu makanan kegemaran masyarakat Indonesia, apalagi masyarakat Kota Madiun yang terkenal dengan industri sambal pecel. Krupuk dan sambal pecel, hmm... mendengar namanya saja sudah membuat lidah kita bergoyang. Di Kelurahan Ngegong juga terdapat home industri krupuk kuda lumping. Krupuk Kuda Lumping Bodronoyo namanya. Krupuk ini diproduksi oleh ibu Sukati, seorang wanita lansia dibantu oleh putrinya mengelola usaha tersebut.






3.      Pemanfaatan Tanah Pekarangan
Pemanfaatan pekarangan dengan tanaman produktif seperti tanaman holtikultura         ( tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias ), obat-obatan, rempah-rempah dan lainnya juga akan memberikan keuntungan yang bersifat ganda, baik dari segi keamanan pangan ( aman dari zat pencemar ), menopang ekonomi keluarga maupun keuntungan dari segi estetika ( keindahan lingkungan ).
            Hal inilah yang dilakukan oleh ibu Yatini Suyatno dirumahnya. Karena kesadarannya akan pentingnya intensifikasi pekarangan, maka ibu Yatini berusaha memanfaatkan tanah pekarangan dan juga lahan kosong yang dimilikinya untuk kegiatan budidaya pertanian.
            Di lahan kosong yang beliau miliki, Ibu Jatini bisa meanam berbagai tanaman sayur, tanaman hias, dan tanaman buah-buahan. Dengan pengaturan efektif dapat kita lihat tanaman buah antara lain pisang dan belimbing. Sedangkan tanaman sayur yang ada  adalah tomat, cabai, kemangi dll. Benar-benar diharapkan bisa bermanfaat setiap jengkal pekarangan yang ada.